Dunia Perhotelan di Kota Depok

Hotel Bumi Wiyata Depok

Kawasan bisnis erat kaitannya dengan akomodasi. Kalo gue liat-liat, Depok yang dulunya kawasan pertanian, kemudian pada dasawarsa 90-an menjelma menjadi pemukiman pendatang, kini secara revolusioner, Depok telah berubah menjadi pusat bisnis dan perdagangan skala kecil hingga menengah. Bisnis hotel di Depok nggak berkembang sesubur daerah lainnya, contohnya Bogor. Untuk sebuah daerah yang baru diakui sebagai kota pada tahun 1999, ini terbilang wajar. Nggak mudah loh meyakinkan pengusaha hotel raksasa semacam Hyatt atau Hilton untuk membuka cabangnya di kota kecil yang baru berdiri semacam Depok. Boro-boro mau diundang, tertarik pun belum.
Depok sebetulnya punya segudang potensi yang membutuhkan dunia perhotelan sebagai pendukungnya. Dari segi pariwisata contohnya, masjid kubah emas Dian al Mahri, didatangi ribuan jamaah setiap tahunnya. Jarak hotel berbintang di Depok dengan obyek wisata tersebut cukup jauh, sekitar 10 Km. Kalau kita menelusuri Jalan Margonda Raya, kita akan menjumpai sebuah hotel kecil yang bernama Hotel Bumi Wiyata. So far, gue sih belum liat ada hotel lain di Margonda selain Bumi Wiyata. Beberapa hari lalu, gue lewat Margonda, dan nggak sengaja liat sebuah hotel yang letaknya nyempil di belakang ruko. Di dindingnya dipasang promosi harga hotel yang menurut gue bisa dibilang termasuk hotel murah itu.
Kalau bisnis hotel di Depok bisa dibilang ngeflat, lain halnya dengan  bisnis apartemen. Sebentar lagi, akan didirikan 3 apartemen baru di Depok nih, masing-masing di belakang Mal Depok, di belakang Depok Town Square, dan di depan Margo City, yang semula gue kira proyek pembuatan hotel. Memang agak disayangkan, harusnya hotel bisa lebih dikembangkan ketimbang apartemen yang pembangunannya memunculkan polemik tentang lingkungan hidup.
Hotel lain yang udah akrab di telinga gue adalah Genggong Hotel. Hotel yang satu ini letaknya di daerah Cimanggis, dekat Giant Cimanggis. Naaah konon katanya, hotel ini sarangnya para pemuas nafsu lelaki. Jangan ngaku-ngaku pria hidung belang kalo lo belom pernah ke sini (?)
Seharusnya sih, hotel bisa jadi daya tarik pariwisata, sekaligus meningkatkan perekonomian warga kota, dan juga menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang pada akhirnya bermanfaat buat kemakmuran masyarakat. Hotel bisa jadi tanda, apakah sebuah daerah ramah pada pendatang atau enggak, yang hubungannya juga terkait dengan iklim investasi. Noh.. ribet kan? Jadi saran gue sebagai salah satu pemerhati perkembangan perkotaan sih, jangan lupain perkembangan dunia perhotelan. Hotel bisa dibilang sebagai ruang tamunya sebuah daerah. Kalo ruang tamunya jelek, orang pasti malas bertamu lagi.

Comments

Popular Posts