Nasi Goreng Pondok Selera


Suasana Warung Tenda Pondok Selera

Hasrat gue untuk bikin postingan ini sungguh meledak-ledak, seperti uap bensin yang dibakar di dapur pacu.
Kok bisa? Iya, karena apa yang gue bahas berhubungan dengan:
1. Hobi gue
2. Tahap terpenting dalam kehidupan gue
3. Teman-teman gue
4. Kota gue
Nasi goreng? bisa berpengaruh apa sama sebuah kota? sama tahap kehidupan?
Hmmm oke...
Let me begin with a brief story;
Suatu malam, gue dan teman-teman SMA sedang jalan-jalan ke Gramedia Depok. Sudah jadi kebiasaan, setiap jalan-jalan ke Margonda, nggak boleh kelewatan yang namanya mampir ke toko buku terbesar di Kota Depok ini. Alasannya kampungan; ngadem, numpang baca buku gratis, mejeng, cuci mata. terserah apa kata lo, tapi faktanya gue masih melakukan kebiasaan ini sampe sekarang.
Malam itu kita lapaaar banget. Jujur aja, di sekitar situ makannya mewah semua; Hokben, Hanamasa, Es Teler 77, itu bukan makan, itu nyiksa kantong... Ya! nyiksa kantong!
Akhirnya, salah satu kawan kita, yang bernama Arif Harsa, mengusulkan sebuah warung tenda di sebelah Gramed, namanya warung Pondok Selera.
Bagaimana bisa si bau ini tiba-tiba punya ide cemerlang bak dukun larbug? Katanya, dia dan keluarganya pernah merasakan hal yang sama; lapar sehabis mejeng, dan setelah melihat keluar, ditemukanlah warung sederhana itu, dicobanya, dan menurutnya punya menu yang mantap.
Oke kita coba; katanya menu andalannya nasi goreng ayam; oke kita nurut. Katanya minum es teh manis akan terasa seger; oke kita ikut deh.
Nasgor ini bisa dibilang makanan slow food (kalo pelanggannya lagi ngantri) tapi bisa juga digolongkan fast food (kalo lagi sepi, terutama hari Senin). Semua pelayannya laki-laki, nggak ada yang cewek. Warung tenda ini mulai buka jam 17.00 sampai habis dan mulai rame sekitar pukul 18.00.

Setelah sekitar 15 menit menunggu, makanan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, sepiring nasi goreng ayam, kerupuk, dan es teh manis

Nasi goreng ayam Pondok Selera

Nasi goreng ini komposisinya beragam; nasi goreng dengan porsi banyak yang digoreng dengan telur, irisan daging ayam, dan ditaburi irisan bakso yang mantap rasanya.
Saat pertama kali sampai di lidah, terasa pedasnya pas, karena juga ditaburi juga dengan cabai rawit yang menyengat lidah. Porsinya yang banyak sangat cocok buat lo yang lagi kebetulan lewat jalan Margonda dan lagi males makan di rumah karena capek dan mau langsung istirahat. Gue rekomendasiin, jangan lupa pesan minuman yang manis dan dingin untuk menetralisisasi sengatan cabe rawitnya, juga membantu supaya kerongkonganlo nggak terlalu seret, pasti nikmat!

Es teh manisnya... segaaar!

Teh manisnya bener-bener segar, lumayan besar juga volumenya. Kerupuk di sini disajikan per piring, jadi kalo lo nggak puas bisa ambil lagi, atau malah minta lagi. Kerupuknya juga enak, nggak melempem, gurih dan masih garing.
Untuk menu lainnya, juga tersedia kwetiauw, mie goreng, ifumie, dsb, sama seperti warung-warung tenda lain kok.
Harganya? Nah ini, harganya memang bukan harga mahasiswa guys; seporsi nasi goreng dihargai Rp11.000,00, kalo ditambah es  teh manis, jadinya Rp14.000,00 (es teh manisnya tiga ribu, harga dapat berubah sewaktu-waktu). Itu sebabnya gue jarang makan di sini, kecuali kalo teman-teman SMA yang sudah terpencar di berbagai PTN ini ngumpul lagi pas liburan.

Menurutlo mahal nggak sih harga segitu? menurut gue sih iya. Tapi kalo melihat komposisi nasgor yang ayam dan baksonya banyak ini, nggak terlalu mahal juga sih kalo dibandingkan yang ada di resto-resto tersohor tadi.

Lokasinya? sangat mudah ditemukan, persis di sebelah Toko Buku Gramedia Depok (di sebelah kirinya), kainnya warna kuning dengan tulisan "Pondok Selera."

Kayaknya sih warung tenda ini udah lumayan terkenal, karena beberapa kali gue juga ketemu temen-temen lama gue makan di sini.
Warung tenda ini juga saksi bisu tahap terpenting dalam kehidupan gue.
Sebelum SNMPTN, kita makan bareng di sini. Sesudah semuanya keterima di PTN, kita juga ngerayainnya bareng-bareng dengan makan di sini. Saat semuanya udah aktif kuliah, kita bagi pengalaman di sini, semuanya yang nggak terlupakan pernah terjadi di sini :')
Gue harap, kalian yang tinggal di luar Depok juga sekali-kali bisa mampir ke sini. Gue mau ngenalin Depok, kota kelahiran gue; ini loh Depok, kota baru yang ramah dan menyenangkan, yang bisa memanjakan lidah setiap pengunjungnya :))
Seorang teman gue, yang sekarang kuliah di jurusan HI Unpad penah berkomentar;
"Setengah tahun gue ngekos di Jatinangor, belum pernah gue temuin nasi goreng yang kualitasnya bisa menyamai nasi goreng Gramed."
Penasaran ingin membuktikan testimoninya? Silakan dicoba! :))


Comments

Popular Posts